Mengenai Saya

Sabtu, 26 Januari 2013

"Tunjuk Satu Bintang" Part II



Bulan Maret sekolah mereka mendapatkan undangan pertukaran pelajar ke Malaysia. Setelah melakukan beberapa seleksi dipilihlah 2 orang yang mewakili mereka dari kelas 11 yaitu tidak lain dan tidak bukan Handi dan Dita. Mereka berangkat ke Malaysia petengahan bulan maret, dan akan berada disana selama 2 bulan untuk memperkenalkan budaya Indonesia serta mengikuti beberapa pelatihan serta seminar- seminar yang di adakan di Negri Jiran tersebut.
            Banyu bangga karena sahabatnya Handi bisa mewakili sekolah mereka, namun ia lebih bangga lagi karena Dita juga ikut serta. Setelah seminggu kepergian mereka berdua kelas menjadi agak berbeda untamanya untuk Banyu. Karena Ia duduk seorang diri di mejanya. Banyu jadi agak sedikit pendiam. Karena dalam hatinya ia merindukan Dita, sepulang sekolah Banyu pergi ke warnet untuk membukan akun pribadinya Dita siapa tau ia bisa mendapatkan kabar tentang DIta dan sahabatnya itu, namun tidak disangka ketika melihat “twitter” nya Dita ia melihat Foto Dita bersama Handi dan dita membuat status: “Sangat bangga berada disini , terimakasih untuk Handi yang tidak pernah lelah mengajari saya banyak hal. Proud of you Handi..”

Banyu seketika terdiam. Ia sangat iri dengan Handi yang bisa bersama Dita, ia berkhayal andaikan saja Ia yang berada diposisi Handi sekarang. Namun cepat – cepat Banyu menghentikan lamunanya kemudian Ia berpikir dalam hatinya.
“Dibandingkan dengan Handi aku tidak ada apa-apanya, Handi pintar serba bisa juara satu dari awal kita di SMA. Dita cantik, baik, dan pintar pasti ia akan lebih memilih Hnadi dibandingkan aku hmmm jadi inget deh lagu yang gue nyanyiin bareng Dita (APalah Arti Cinta _SHE) hoalllahh guuue galau..”
            Ketika ingin pulang Banyu bertemu dengan Sella di jalan ia sedang berada dipinggir jalan sendirian.
“hay Sell, lagi apa disini?”
“itu Bay ban motor gue pecah” Jawab Sella
“Sini gue bantu dorongin motor lo, kalau ga salah didepan sana ada bengkel deh” Ajak Banyu
“Oke deh thanks Bay” Ujar Sella
Mereka ngobrol sepanjang jalan, Sella memiliki watak yang ceria dan humoris membuat Banyu yang seketika itu “Galau” menjadi ceria lagi. Hari – hari terus berjalan Banyu mulai mengikhlaskan rasa terhadap Dita untuk sahabatnya sendiri Handi. Sudah sebulan mereka berada di Malaysia. Banyu teringat perkataan Handi melalui sms tempo hari
 “Bay, jika gue ditakdirkan untuk suka sama cewek dikelas ini gue harap cewek itu seperti Dita walau akhirnya pun bukan dia tapi gue harap siapapun itu bisa seperti Dita atau lebih baik hhha”
Saat itu Banyu yakin kalau Handi juga suka sama Dita, dan disana siapa yang tau? Pasti sepulang dari Malaysia mereka sudah jadian. Banyu sangat kecewa dengan dirinya yang tidak bisa menjadi seperti Handi.
            Banyu Ingin melupakan Dita ia ingin sepulangnya mereka dari sana Ia dapat bersikap sewajarnya seperti tidak pernah terjadi apa – apa dalam dirinya, terlebih jika ada yang tau perasaan dia sebenarnya ke Dita. Bisa malu karena teman-temannya pun akan menertawakan Ia yang tak akan pernah bisa mengungguli Handi sahabatnya sendiri, Pikir Banyu.
            Kemudian ia teringat dengan Sella. Ia berpikir kalau Sella juga orang yang menarik dan cukup menyenangkan walau tak seperti Dita, ia ingin membuka hatinya kepada Sella, ada sedikit maksud pelampiasan cinta tapi ia berpikir tidak ada salahnya mencoba.
***
            Sepulangnya dari Malaysia pada hari minggu siang Dita sudah sampai rumahnya, disana Ibu dan teman baiknya Nisa sudah menunggu kedatangannya. Dita amat senang sudah kembali ke tanah air lagi dan bertemu Ibundanya yang sudah lama Ia rindukan. Seletah ganti baju Ibu Dita menyiapkan makan siang untuk Dita dan Nisa, mereka menunggu diruang tamu.
“Eh Nis, ngomong – ngomong gmana kabarnya si Banyu” Tanya Dita
“Loh? Knapa lo tiba – tiba nanyain kabar dia? Cieee kangen yaaa?” Ledek Nisa
“Ah engga ko biasa ajah hhehehehe” Jawab Dita mengelak
“Mending lo lupain ajah dia Dit, Banyu kayaknya lagi deketin si Sella deh” Jelas Nisa
“Iyakah? Hm yaudah kalo gitu” sahut Dita
            Keesokan harinya Dita mulai masuk sekolah seperti biasa, suasana kelas yang ramai. Anak laki-laki bermain bola di dalam kelas, dan yang lain mengobrol. Terlihat disana sudah ada teman-teman Dita menunggu di bangkunya untuk mendengarkan pengalamannya di Malaysia. Apalagi Okta, ia sangat mengunggu sekali cerita dari Dita karena ia sangat ingin ke negeri Jiran, bukan untuk belajar atau bekerja namun ia mempunyai niat untuk membombardir negeri tersebut yang sudah banyak meng-klaim budaya Indonesia hahahaha… Lebay ya?

“hay ! ya ampunn.. rindu sangat aku sama kalian” Sapa Dita kepada teman-temannya.
“Dit, awas Dit !” Teriak Rizki dari sudut kelas
Sebuah bola hendak menghampiri kepala Dita, dengan segera Ia menepisnya dengan kedua tangan.
“Aww..” Rintih Dita yang merasakan sakit di kedua tangannya
“Wooy! Udah gua bilang jangan maen bola dikelas! Temen gua ni jadi korban!” Sewot Okta
(prok…prok..prok…) “Gile bener kayak kipper professional aja lo Dit” Seru Banyu sambil tepuk tangan.
Banyu? Senang sekali Dita dapat melihatnya pagi itu, namun Dita berpikir ada suatu hal yang berbeda. Banyu menyapanya dengan sebutan “Lo” terlihat berbeda, namun Dita segera menepiskan pikiran itu, dengan Melihat senyum Banyu saja bisa membuat Ia tersenyum pula.
“Sorry.. sorry Dit gue ga sengaja .. sumpeh ..” Ujar Rizki
Dita hanya menganggukkan kepalanya saja.

            Saat Jam istirahat Dita membuka kotak yang berisi coklat buatan dia dan ibunya.
“Hey Kawan ! sekarang aku jualan coklat ni buatan aku sendiri loh” Teriak Dita kemudian dengan cepat sebagian teman-teman sekelasnya menghampiri Dita dan Rizki bersedia membantu untuk menjual Coklat Dita sebagai pengganti rasa bersalahnya atas kejadian tadi pagi. Kurang dari setengah jam Rizki sudah kembali dengan kotak coklat yang telah kosong. Dita dan kawan-kawan terheran, bagaimana bisa secepat itu? Rizqi pun menjawab.
“Lo semua ga perlu heran kayak gitu kali, berkat Banyu coklat lo abis Dit “
“Hah? Banyu? Ko bisa” jawab Dita dengan sedikit terkejut
“Wah emang cocok lo Ki jadi sales, hha ..” sidir Okta
“Eh tapi tunggu dulu ni, duit gue itung dulu takut bukannya si Dita untung malah rugi lagi duitnya Lo tilep!” Ujar Tia
“Iyalah kalo si Banyu lagi ga Falling in Love sama Sella ni coklat lo ga bakalan abis Dit, dia beli semua coklat lo buat si Sella, bukan hanya itu sisanya dia bagi-bagi sama anak futsal” Jelas Rizki
            Seketika ekspresi wajah Dita berubah, Nisa yang mengetahui hal itu langsung menghampiri Dita dan mengajaknya ke luar kelas. Sementara Okta dan Tia sibuk menghitung uang hasil penjualan dari Rizki.  
“Dit lo gapapa kan?” Tanya Nisa
“Hm apanya yang gapapa Nis, nyesek banget dengernya tau. Aku udah coba buat lupain dia tapi tetep aja ga bisa, kenapa aku bodoh banget ya.. Tapi sepertinya aku akan terus bertahan dengan rasa ini deh Nis. Entah sampai kapan dan entah bagaimana rasanya kelak. Tapi aku yakin Tuhan menciptakan Rasa Cinta ini bukan hanya karena kebetulan.” Jelas Dita dengan sedikit berkaca-kaca.
“Sabar ya Dit..” seraya memeluk sahabatnya itu.
***
Bel pulang pun berbunyi menandakan pelajaran PPKN pun usai.
Setelah Ibu Yatmi keluar dari kelas mereka, Banyu datang menghampiri meja Nisa dan Dita yang sedang merapikan buku dan bersiap untuk pulang.
“Nis, gue minta no hp lo dong buat tanya-tanya tentang not balok, lo kan les noh gue pengen banget bisa baca not balok” Ujar Banyu
“ Oh boleh ni gue tulis ya..”
Nisa merobek sedikit kertas dari bukunya menulis beberapa angka kemudian memberikannya kepada Banyu. Dita yang pura – pura tak peduli itu tetap saja memperhatikan Banyu dan penasaran untuk apa sebenarnya ini.
“Lo pake kartu S*mpa** Nis?” Tanya Banyu
“Eh.. Sini aku liat dulu. Ihh ini kan nomor aku.. Nisa ih iseng banget deh..” Dita yang langsung merebut kertas dari tangan Banyu dan mencoret nomor itu.
“Jangan dicoret nomor lo juga gapapa Dit ..hahahaha” Ujar Banyu yang merebut kertas itu dan segera berlari keluar
“Ih dasar cowok aneh!” celoteh Dita
“Walau aneh tapi lo suka kan Dit..”Ledek Nisa
“Ihh kamu mah, ko gitu si malah kasih no hp aku tadi? Untung sempet aku coret” Kata Dita sambil sedikit cemberut kepada sahabatnya itu.
“Tenang aja say lagian gue yakin banget pasti si Banyu ada maksud lain, dia kan pinter banget ngeles kayak bajaj hhehhe” Ujar Nisa. Dita pun tertawa mendengar pernyataan sahabatnya itu. Kemudian mereka pulang bersama.
            Di tengah jalan pulang, Rizki berlari menyusul mereka. Rizki mencoba mendekati mereka berdua karena khawatir dengan nilainya yang jelek, Ia berpikir semoga Dita dan Nisa dapat membantunya dalam hal pelajaran. Dengan hadirnya Rizki dan Ridwan  di tengah tengah persahabatan mereka membuat persahabatan mereka menjadi lebih berwarna. Rizki dan Ridwan seolah menjadi penjaga dan pelindung bagi 4 sahabat cewek yang lainnya.
            Suatu hari mereka memutuskan untuk berwisata ke pantai di daerah Jakarta Utara. Dita, Nisa, okta, Tia, Rizki dan Ridwan bermain air di pantai itu, sampai tiba saatnya mereka menikmati indahnya matahari tenggelam. Okta dan Tia sibuk untuk berfoto-foto seolah tak ingin kesempatan ini berlalu begitu saja. 
“Eh kita main jujur berani nyok” ajak Ridwan memecah keheningan sore itu.
“Boleh siapa takut..! Woy Tia, Okta mau ikutan kagak?” Teriak Rizki
“Kagak ahh ntar aja kalo udah gelap hhe” Sahut Okta
“Bocah gila udah gelap mah kita pulang kale..” ledek Rizki.
“Ya udah kita berempat aja, gmana peraturannya?” Tanya Dita
“Seperti biasa masing-masing dari kita dapet giliran mau Tanya ke siapa, Nah kalo orang yang ditanya ga mau jawab yang jujur, maka dapet hukuman harus mau ngelakuin apa aja yang diminta si penanya, gmana? Oke deal?” Jelas Ridwan
 Nisa mendapatkan giliran pertama untuk bertanya, ..
“Hm Gue pengen nanya sama Ridwan, Kenapa Lo ga mau nerusin kuliah di jurusan Seni? Padahal kan gambar lo baguuuus banget?” Selidik Nisa
“Oke, sebenernya gini ye, walau tampang sangar, tegas, berwibawa dan baik hati gini – gini gue masih mau nurut sama orang tua gue. Berhubung bokap gue tentara ya mau ga mau gue harus lanjutin tuh profesi bokap gue. “ Jawab Ridwan
“ Tapi emang kamu ga nyesel gitu nantinya wan?” Tanya Dita
“Ga tau juga si, tapi yang paling penting sekarang gue harus bisa yakin sama jalan yang udah gue pilih sekarang, lagi pula siapa lagi selain gue yang bisa ngebahagiain nyokap bokap? Secara gue anak satu-satunya” Terang Ridwan
“Alaaaah bilang aja lo takut kagak di kasih makan lagi sama nyokap lo kalo sampe masuk Jurusan seni kan??  Haahahahaha. ” Ledek Rizki
“Iyeee juga itu juga salah satu alasan gue sob hahahaha. Eh Kan yang nanya tadi si Nisa kenapa Lo ikut-ikut Dit? Wah wah curang lo! Hahahha” Ujar  Ridwan
“Eh emang ga boleh ya?” Jawab Dita
“Ya ga boleh lah Dit, Ya udah sekarang lo pilih Jujur apa Berani?” Tanya Rizki
“Jujur aja deh… takuta disuruh yang macem-macem” Ujar Dita
“ Oke gue yang Tanya, ada ga sih cowo yang lo suka dikelas kita? Kayaknya sih gue tau pasti Handi” Tanya Rizki dengan penuh penasaran.
“Waduh! Itu kan urusan pribadi masa harus dijawab juga sih?” Protes Dita
“Iya emang harus Dit hha sabar yah? Udah jawab aja. Lagian Gue yakin si Ridwan sama Rizki bisa jaga rahasia ko.” Bujuk Nisa
“Tapi bener ya jangan ada yang bocorin rahasia, kalo engga persahabatan kita terancam! . Hm kalo Nisa pasti udah tau tapi buat kalian, emang mungkin kebanyakan temen dikelas ngira aku suka sama Handi. Atau Handi yang suka sama aku tapi bukan dia, aku sukanya sama Banyu wala aku tau sekarang dia udah sama Sella tapi ga tau kenapa rasa ini ga mau pergi. Kalau tentang Handi jujur aku ga tau apa-apa tentang perasaan dia ke aku. Toh dia juga belum bilang apa-apa” Terang Dita sambil menundukkan wajahnya karena malu.
“Ciiieeee… cieeee.. ciieeee.. “ Ledek Rizki dan Ridwan
“Oke Sekarang giliran aku, Rizki! Mau jujur apa berani?” Tawar Dita
“Hm… dari pada rahasia perusahaan Gue kebongkar, gue milih berani aja deh!” Tantang Rizki
“Oke, aku mau kamu buka baju kamu trus masuk ke air lalu guling gulingan di pasir.” Ujar Dita
“Wah ! Gila Lo DIt udah hampir malem gini tau !” Ujar Rizki
“Eh lo juga ga boleh curang Ki. Ayo cepetan ihh !” Celoteh Nisa sambil menarik Rizki untuk berdiri.
Akhirnya Rizki pun membuka bajunya dan melakuakan apa yang diminta Dita. Dan Tia dan Okta ikut tertawa melihat aksi Rizki yang guling-gulingan dipasir pantai dan dengan sengaja Tia merekam AKsi sahabatnya itu melalui camera handphone. Rizki yang mengetahui hal tersebut langsung protes tak suka kemudian kejar-kejaran dengan Tia untuk merebut rekaman Video itu.
            Tak terasa hari menjelang malam, mereka pun pulang dengan menaiki angkutan umum dan kereta menuju Bogor kembali. Sungguh pengalaman liburan yang menyenangkan bagi Enam sahabat ini.
            Waktu sudah menunjukan pukul 22.00 ketika Dita sampai rumah. Setelah mandi Dita meliahat Handphone nya yang sedari tadi sore mati. Ia ingin memastikan kelima temannya itu sampai rumah juga dengan selamat. Dita mengirim pesan singkatnya satu per satu kepada Ridwan, Rizki, Okta, Nisa dan Tia. Dan mereka menjawab pesan Dita dengan segera mengabarkan bahwa mereka baik-baik saja. Dan paling terakhir membalas sms.nya adalah Rizki yang kemudian mengeluhkan macet total menuju rumahnya. Dengan napas lega Dita bersiap-siap untuk tidur karena esok hari harus sekolah seperti biasanya. Namun tiba-tiba Handphone nya berbunyi kembali.
“Ini Dita ya? Lg apa Dit?” (Jam 19.00)
Sepertinya pesan itu baru masuk di handphonenya. Ia menoleh kea rah jam dinding sudah hampir jam 22.30. ia membalas pesan itu
“Iya.. maaf ini siapa ya? Tadi Hp saya mati dan baru nyala sekarang”
Dita berpikir kalau orang itu tak akan membalas pesannya karena sudah malam. Namun tiba-tiba..
“Ini aku Banyu.. kamu belum tidur?”
Seketika Dita bangun dari tidurnya dan terkejut senang. Namun ia berusaha menyembunyikan bahagiannya itu ke Banyu.
“Oh kamu Bay. Ia ini lagi mau tidur ada apa Bang?” Jawab Dita
“Eh ko abang ? Emang gue tukang ojek apa?” Balas Banyu
“Ya mirip – mirip dikitlah.. hha Btw mau naya dong Bang?” Tanya Dita
“Tanya apa neng..?” Jawab Banyu
“Ongkos dari rumah saya sampai sekolah berapa ya bang kira-kira? :p ” Ledek Dita
“Wah itu sih murah lah… 10rb per meter. Hahahahaha” Jawab Banyu
“Lha? Mahal banget itu mah Bang, hhe eh udah malem ni aku tidur dulu ya Bay” Balas Dita
“Oke sip.” Tutup Banyu
            Dita mengharapkan ada ucapan selamat malam untuknya namun ya apa boleh buat, Banyu emang Aneh. Walau begitu Dita bisa tersenyum senang dalam tidurnya malam ini.  


~To Be Continued~ 
By :Tiara Ekawati Po Wijaya
Follow @TiaraEpow 



Jumat, 25 Januari 2013

“Tunjuk Satu Bintang”


Cinta merupakan satu kondisi dimana ketika kebahagiaan orang lain menjadi penting bagi kita. Pagi yang cerah mengawali langkah pertama Dita untuk menuntut ilmu di sekolah baru dengan tingkat yang lebih tinggi. Bertemu dengan berbagai macam karakter baru dengan individu yang berbeda pula. Hha begitu menyenangkan. Ia adalah seorang gadis Bernama Dita,seorang remaja yang baru saja merasakan kelulusan, nilai sempurna, pencapaian yang memuaskan, karena itu Ia berhasil meninggalkan sekolah lamanya dengan penuh senyuman.
Dita sudah ditinggal oleh ayahnya sejak ia berumur 6 tahun, Ia anak tunggal dan kini ia tinggal hanya berdua bersama Ibunda tercintanya di Kota Bogor. Karena itulah membuat pribadi Dita menjadi Mandiri, Pintar dan ia sangat sayang Ibunya.
Dimana ada petemuan pasti ada perpisahan itulah yang Dita alami. Hada cinta pertamanya harus Ia tinggalkan, perpisahan yang menggantung dengan berbagai janji yang tak tersampaikan.Perasaan murung menyelimuti hatinya, seperi awan mendung yang selalu mengikuti kemana pun Ia pergi. Dita hanya menatap papan tulis Bertuliskan rumus-rumus Matematika dengan tatapan kosong dan hampa.
Nisa teman sebangku Dita sekaligus sahabat barunya itu menyadari kejanggalan yang ada pada diri sahabatnya itu. Nisa mengajak Dita keluar kelas dengan alasan ke kamar kecil. Alasan yang selalu berhasil untuk memnta izin meninggalkan pelajaran yang membosankan. Terlebih lagi dengan di ajar pa Supri guru kolot namun mempunyai otak yang luar biasa, trus knapa kolot? Hahay karna pa Supri sangat buruk dalam hal membaca situasi dan mood muridnya alhasil pelajaran matematika adalah hal yang paling membosankan di Sekolah ini.        
“ Ta.. knapa sih loh? Gue perhatiin murung banget hidup lo?” Tanya Nisa
“ Entahlah Nis, gini yah rasanya kehilangan? Udah 6 bulan gak kasih kabar. Gue kan juga butuh spirit dalam hidup. Awalnya gue fine-fine ajh . Tapi lama-lama…” Tiba-tiba ada suara yang memotong percakapan mereka
 “ Misi- misi.. orang ganteng mau lewat…” 2 orang aneh tiba-tiba menyerobot dari belakang.
“Huh biasa aja dong…!” Sahut Nisa sewot.
               Deny dan Handi, 2 orang yang aneh menurut Dita. Yang satu ga bisa diem dan menyebalkan sekali yaitu Deny, dan yang satu lagi pendiem banget dan super jenius ialah Handi. Walau pendiem dan anti banget sama cewek tapi dia itu ketua kelas mereka. Mungkin hanya dia yang paling ga bisa protes saat  terpilih menjadi ketua kelas, karena bagi kelas ini 11 IPA 5 ketua kelas itu menjabat pula sebagai pembantu umum dan kambing hitam. Kelas kotor yang disalahkan Handi, Guru ga datang disalahkan Handi bahkan lampu kelas mati juga Handi yang disalahkan, emangnya tukang listrik apa???
“Ya ampun Dita, lu liat ga? Tadi Handi ngeliatin lu gitu Ta”  Seru Nisa.
“ Hah? Ya di kan punya mata wajarlah… hha “ Sahut Dita

 ***
“Siap berdoa mulai!” Seketika kelas menjadi hening karena komando dari ketuakelas mereka Handi. Kemudian pelajaran pun dimulai. Setelah memberikan tugas seperti biasa pa Supri keluar kelas sampai pada 5 menit terakhir jam pelajaran usai… Huuhh ..
 “ Eh Nis, mau kemana tuh Handi?” Tanya Dita kepada Nisa
 “ Cie, jadi merhatiin Handi gitu loh Ta?” sindir Nisa.
Tiba-tiba….
“Sob.. Tunggu sob..” (Gubraak !!! )
“hahahahahahahahahahaha … !” Suara kelas yang hening seketika pecah melihat Banyu terjatuh.
Banyu anak keturunan betawi ini memiliki tubuh yang tinggi dan kulit yang kecoklatan karna hobby nya bermain bola di lapangan. Dia merupakan teman semeja Handi sekaligus sahabat Si Ketua kelas Handi. Ia terjatuh dam mukanya seketika memerah dan berlari keluar kelas.
“Jiaaah.. dodol amat tuh orang?hahaha..” celoteh Nisa
“Iya ya… hahhahaa dasar dodol !” Dita pun tertawa tepingkal – pingkal dibuatnya sementara Banyu segera keluar kelas mengikuti jejak Handy, entah karna terburu – buru atau karna MALU.
“Banyu” adalah orang yang pertama yang membuat Dita tertawa  kembali di hari yang suram untuknya.
Jam Istirahat Dita, Nisa, Okta, dan Tya berbincang-bincang sambil menyantap Bakso favorit mereka.
“Gila ya, sumpah kesel banget gue sama Deny, semuaaa barang-barang gue yang dipinjem dia di Hak-milikin sama dia. Ogah gue pinjemin lagi tuh harta benda berharga gue” Ujar Okta sambil menyuap bakso di tangannya.
“Emang harta lo yang mana si yang berharga itu sampe segitunyaa ??” Tanya Tya.
“Palingan juga sandal jepit butut yang lo punya.. hha” sambung Nisa.
“Enak ajah Pulpen, Tipe-X, Pensil, Penghapus, Penggaris Gueee ..ga pernah dibalikin sama dia!!!” sahut Okta jengkel.
“Nah terus kenapa kamu masih pinjemin ATK kamu ke dia?”
“… (Okta diaam..)”
“Kalau kamu tau dia kayak gitu ya udah ga usah dipinjemin lagi sampe dia balikin semua barang yang Deny pinjem. Simple kan?” Ujar Dita
“Baru diomongin tuh dia datang sama si ketua kelas dan Banyu” tunjuk Nisa
“eh dia kesini tuh..”
“Mau ngapain lo kesini!” semprot Okta
“yee santai dong gue Cuma mau balikin ni! (sambil meberikan pulpen) punya lo bukan?” Tanya Deny
“iyeeee Gendut Ini Punya Gue !!” Jawab Okta sewot “lagian ya lo ga liat apa ni pulpen ada namanya. Idih ga tau malu, ga lagi lagi dah gue pinjemin apa apa ke Lo!” sambung Okta.
“Iya .. yang penting kan udah gue balikin. Ya udah deh Bos, Bay kita balik aja!” Deny menimpali
Mereka berlalu.. namun sekali lagi.. “Aduuuhhh Banyuuuuuuuu!!!” Teriak Tya yang roknya basah karna Banyu tidak sengaja menyenggol minuman Dita dan terkena rok Tya. ..
“Hoalah..sorrry sorry gue ga sengaja beneran deh.. haduuh ini minuman siapa emang?” ujar Banyu
“Dodol lo ga liat rok gua yang basah kena air? Lo malah nanyain itu minuman siapa?” kata Tya
“Udah ty.. jangan teriak-teriak gitu ga enak sama yang lain. Banyu itu minumanku dan sekarang kamu harus minta maaf ke Tya atas perbuatan kamu” Ujar Dita
“Ohh punya lo Dit? Gue udah minta maaf kali, emang ga denger? Ya udah sekali lagi gue minta maaf ya.. dan ga mungkin kan gue lap.in tuh rok lo yang basah Ty?” Canda Banyu
“Sialan lo ga sudi juga gue” sahut Tya
“Kaaaabuuuuur.. !” teriak Banyu sambil lari dan diikuti kedua temannya Deny dan Handi.
“hahahahahahaha… “Dita tertawa.
“Lah ko lo malah ketawa si Dit? Kesurupan?”Tanya Nisa sambil meraba-raba kening Dita
“Enak ajah. Itu orang idiot amat yah hahahahaha?” (sekali agi Banyu membuat Dita tertawa)
“Siapa? Banyu?.. emang tuh orang-orang kagak ada yang bener otaknya” sambung Okta.
(Teeeet…teeet… teeet..!!!) Bel masuk kelas pun berbunyi. Mereka berempat masuk kelas namun Dita dan Tya ke kamar kecil dahulu untuk membersihkan rok Tya yang Basah..
***
            Jam 06.30.. 30 menit sebelum Bel berbunyi seperti biasa anak laki-laki bermain bola di dalam kelas, sedangkan yang lainnya sibuk mengobrol mengenai banyak hal, dari yang penting sampai yang tidak penting. Dita datang membawa payung dan masuk kedalam kelas dalam keadaan sedikit kebasahan. Sambil menutup kembali payungnya ia berjalan menuju Meja nya. Meja belakangnya sudah ada Tya dan Okta yang asik mengobrol. Sementara teman semejanya yaitu Nisa seperti biasa ia hampir selalu datang terlambat.
            Jam 07.00 bel masuk berbunyi. Hujan di bulan September, Membuat suasana yang sejuk hingga masuk ke dalam kelas 11 IPA 5 yang sedang melakukan Kegiatan Belajar Mengajar.
 “Hoaaaamp” Okta menguap.
“Oktaviani !!!” Teriak Bu Ani Guru IPA Biologi “Tidak sopan kamu menguap didalam kelas seperti itu!”
“Em..emm Maaf Bu..”ujar Okta ketakutan
“Maju kedepan kamu sekarang!”
“Mau ngapain Bu?”
“Cepat maju dan bantu ibu”
“Baik Bu” Okta menuju depan kelas sambil ketakutan, hal apa yang akan Bu Ani lakukan terhadapnya.
“Bantu Ibu menulis semua nama teman sekelas kamu dalam beberapa kertas. Kemudian kamu gulung seperti kertas arisan” Ujar Sang Guru muda itu
“HAH ! apa bu”jawab Okta
“Kurang Gede itu mulutnya…!”ujar Bu Ani sambil menjewer kuping Okta.
“Hahahahahahaha… “ Seisi kelas pun tertawa geli..
Bu Ani menyuruh Okta untuk menulis semua nama anak kelas, dan mengocoknya dan di bagi menjadi 6 kelompok dari 40 siswa. Setelah di kocok inilah hasilnya:
Kelompok satu “Handi, Dita, Samsul, Banyu, Tya, Sella, Aisyah”
Kelompok dua “Diki, Anjar, Yanto, Deny, Dini, Amel, dan Ajeng”
Kelompok tiga “Okta, Ani, Tyas, Rizki, Ridwan, Nisa dan Puspita”
Kelompok empat “Indra, Dian, Andin, Fahmi, Said, Kania, dan Prita”
Kelompok lima “Siti, Farel, Sinar, Kuncoro, Indah dan Lukman”
Kelompok enam “Septian, Hadi, Arum, Sinta, Rania dan Eka”
“Masing – masing dari kelompok kalian harus membuar sebuah karya ilmiah yang berhubungan dengan Alam dan Sekitarnya, dikumpulkan paling lambat Dua minggu dari sekarang. Dan Kelompok terbaik akan mendapatkan nilai 9 dalam UTS nanti dan mendapat sebuah hadiah voucher Nonton di Cinema 21 masing – masing  satu Gratis!!!” Ujar Bu Ani..
“Waaaaw … gile bener nilai 9 di UTS, ga perlu belajar lagi gue” celoteh Deny
“Iya itu juga kalo kelompok lo menang Gendut! Jangan seneng dulu deh kelompok gue atau kelompoknya Dita yang pasti menang” Celoteh Okta
“ Kalau kelompoknya si Dita si gue percaya coz ada Bos gue Bos Handi, Nah kaloo lo yaa ampun cuma ngomong doang  wooo !”Sahut Denny
“Okta ! Deny! Kok malah pada ribuut?? Mau Ibu jewer lagi kupingnya ? !”Teriak Bu Ani
“Enng.. engga Bu.. “… Jawab mereka
***

“Thomas Alfa Edison!” teriak Banyu
“Oke gue setuju sama pendapat lo Bay” sahut Handi
“BTW thanks ya Dit kamu udah bersedia rumah kamu dijadiin tempat blajar kita”Ujar Aisyah
“Sama – Sama Ai lagian aku juga seneng kalian bisa datang ke sini”Jawab Dita
Thomas Alfa Edison adalah nama dari kelompok belajar mereka,  Handi, Dita, Samsul, Banyu, Tya, Sella, Aisyah . Rumah Dita terletak di pinggiran Kota Bogor yang masih memiliki pemandangan yang sejuk, dibelakang rumahnya mengalir hantaran sungai Cisadane dan juga banyak pohon Jambu air yang sengaja ditanam di pinggir sungai dibelakang rumahnya, saat musim panen tiba Jambu yang tumbuh dapat di jual atau dinikmati sendiri sebagai rujak.
“Ditt… makan dulu. Ajak itu teman-temannya makan, Ibu mau ke rumah nenek sebentar”
“Iya Buu…”sahut Dita
“Eh kita makan dulu yuu.. ke dapur ya yang mau makan aja.. hha”ajak Dita
“Alhamdulillah … yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba”Ujar Samsul
“Jadi lo kesini Cuma numpang makan?” kata Sella
“Perut Si Banyu en Handi udah bunyi juga kali dari tadi” jawab Samsul
“Tau aje loo.. ayooo serbuuu” Ujar Banyu dengan semangat
Mereka makan Siang di belakang rumah Dita sambil di selingi canda dan tawa. Menu kali itu Nasi hangat, Sayur Asem, ikan Asin, Ayam Goreng, Lalapan , Tempe Dan Tahu. Mereka makan dengan lahapnya Entah karna masakan ibu Dita yang enak atau karna lapar .. hhe
            Selesai makan Handi yang notabene adalah ketua kelompok mereka memberikan instruksi untuk melanjutkan penelitian saluran Air di Desa. Samsul, Handi dan Aisyah bertugas untuk mencari data di lapangan. Sedangkan Dita,Banyu dan Sella di beri tugas untuk membuat kerangka laporan dan mencari data tambahan dari internet. Melaui Laptop Banyu mereka bertiga mulai untuk berselancar di dunia Maya. Sedangkan yang lainnya pergi keliling kampung untuk mencari data.
            “Aduuh perutku sakiiit” Rintih Sella
“Loh sell kamu kenapa? Tadi kebanyakan makan sambel kali yah?” sahut Dita
“Mungkin juga Dit”
“Lebih baik kamu coba tiduran aja di kamar aku” tawar Dita
“Okelah baik kalo gitu, tolong kamu lanjutin kerja ku ya. Ini tinggal disalin aja ko di buku”. Ujar Sella
“Oke sip!”
Akhirnya Sella mencoba beristirahat sejenak di kamar Dita. Dita melanjutka kerja Sella yaitu merangkum materi yang ada di buku. Sementara Banyu asik Searching materi di Google sambil mendengarkan music menggunakan Earphone
“Bay.. Berisik bay…” keluh Dita
“Emang kenapa Dit? Sorry sorry ye kalo lo keganggu. Eh ko sepi yang lain kemana ngomong-ngomong?” Tanya Banyu
“Ke Arab !”
“Waduuh.. Ko bisa? Gileee bener Bos Handi sampe meneliti saluran air ajah ke Arab. Salut Gue!”celoteh Banyu
“Berisik Bay..”Kata Dita lagi
“Gue kan udah ga nyanyi Dit”
“Tapi Lo ngomong mulu” Jawab Dita agak kesal
“Iye..iye.. maap. Eh ada yang bisa gue bantu ga?”
“Ada.. Tolong ambilin gue minum dong di kulkas di dapur”
“Buseeet.. kayak pembokat ajeh gu yak?”Jawab Banyu sambil berjalan menuju dapur.
 Tak sengaja Banyu melewati kamar Dita, karna pintunya terbuka maka ia mengintip sedikit ke kamar Dita. Ia melihat Sella yang sedang tertidur di atas kasur. Ia melihat Sekeliling kamar Dita yang begitu  rapih, bersih dan wangi. Ia mengagumi gambar-gambar yang ada di dinding kamar. Gambar pemandangan alam, gambar rumah, Jadwal Pelajaran sampai Jadwal Piket pun Dita menghiasnya dengan sangat rapih. Sella terbangun dan seketika itu pula Banyu bergegas pergi ke dapur untuk mengambil minum dan menghentikan lamunannya Ia yakin kalau itu adalah hasil dari karya Dita semasa SD. “Benar benar cewek yang unik” ujar Banyu dalam Hati
            Sesampainya di ruang tamu kembali ia melihat ketiga temannya yang lain  sudah tiba. Sella pun juga sudah terbangun dari tidurnya dan ikut berkumpul kembali di ruang tamu. Dari data data yang mereka dapatkan. Mereka membagi tugas kembali untuk mempercepat tugas mereka. Banyu dan Dita di beri tugas untuk membuat presentasi dalam power point dan yang lainnya menyelesaikan Makalah Karya Ilmiah mereka.
            Handi menyiapkan beberapa materi yang mungkin akan ditanyakan pada saat presentasi nanti, sedangkan Sella mencatat apa-apa saja yang sudah dan belum mereka lakukan untuk Laporan hasil kinerja kepada Bu Ani. Aisyah sibuk mencari bahan untuk membuka, memandu dan menutup Presentasi, Aisyah bertugas sebagai Moderator kelompok nanti. Sedangkan Samsul sibuk melihat hasil – hasil Foto Pemantauan mereka melalui kamera miliknya sambil memakan cemilan yang ada.
            Dita dan Banyu Fokus dengan Power Point mereka. “Bay gmana kalau kita buat lebih menarik lagi, misalnya ada Backsound atau animasi gitu”.Ujar Dita
“Wah ide bagus Dit, ntar gue coba deh”jawab Banyu
“Oke oke. Pokoknya kita buat semenarik mungkin” Sahut Handi
“Siaaap siapp boss !” Jawab mereka serentak
“Yaaaahhh.. Kripiknya abis ni Dit!” Ujar Samsul
“Makan mulu si otak lo.. hahahahahahaha” ledek Sella
Menjelang maghrib mereka berpamitan pulang, dan siap untuk Presentasi esok hari.
            Presentasi karya Ilmiah berjalan dengan lancar, seperti yang telah diprediksikan bahwa Handi dkk -  lah yang mendapatkan point tertinggi dalam Karya Ilmiah sederhana tersebut. Alhasil mereka mendapatkan nilai 9 tanpa harus mengikuti UTS dan mendapatkan tiket Gratis Nonton di Cinema 21.
            Kelompok Thomas Alfa Edison Janjian untuk menonton Film bersama yaitu “15 km” pada akhir minggu Liburan Akhir semester.  Sebuah film mengenai persahabatan, perjuangan, dan mimpi di bioskop di daerah sekolah mereka.  Namun sayangnya pada hari yang telah ditetapkan itu Dita berhalangan hadir Dita harus pergi keluar Kota bersama keluarganya, karena sanak saudaranya ada yang menikah.
Sepulang dari menonton film, Banyu mengirim pesan kepada Dita menanyakan alasan ketidaksertaan Dita. Dita pun menjelaskan alasan kepada Banyu dan menanyakan mengenai Film yang baru saja mereka tonton, terlibat beberapa adu pendapat membuat Banyu semakin tertarik kepada Dita dan begitu pula sebaliknya. Banyu merasa ingin sekali bertemu Dita walau hanya sekedar melihatnya, karena Ia tak mampu untuk mengartikan rasa yang sebenarnya itu adalah “Cinta”. Banyu enggan untuk mengerti Cinta, dan malu untuk mengakuinya karena Ia belum pernah sebelumnya merasakan hal yang seperti ini.            
Masih dalam hari libur Akhir Semester, Banyu berniat ke rumah Dita dengan mengendarai sepeda motornya, Ia sudah mempersiapkan kalau – kalau Dita melihat kedatangannya, Ia akan beralasan untuk mencari inspirasi buat film pendeknya karena daerah rumah Dita termasuk daerah yang masih asri di Kota Bogor ini. Benar saja, Setelah memberhentikan  sepeda motornya di sebuah “saung” pinggir sawah dekat rumah Dita, Banyu melihat sosok pujaan hatinya itu. Dita hendak berjalan ke pasar untuk membeli bahan – bahan jualan kue Ibunya. Dita tak sengaja melihat orang yang seperti dikenalnya.
“Banyu !” Sapa Dita
“Eeeh…. Dita” Jawab Banyu dengan sedikit gugup karena kaget
“Ngapain kamu kesini..?” Tanya Dita
“Ng…ng..anu..hm..”
Banyu menjawab pertanyaan Dita persis seperti apa yang telah Ia rencanakan sebelumnya. Kemudian Banyu menawarkan diri untuk mengantarkan Dita kepasar, Dita pun setuju karena Ia juga dapat mengirit ongkos angkot kepasar. Banyu membantu membawa belanjaan Dita dipasar,  Dita tidak malu untuk menawar bahan makanan yang dibelinya, membuat Banyu agak heran dan tertawa ketika Dita membujuk pedagang sayuran agar mendapatkan bonus sayuran.
“Sudah nawar malah minta tambahan, dasar ga tau malu!” ledek Banyu
“Ini namanya sifat dasar wanita sejati, sebagai calon ibu semua wanita harus irit Bay!” Jawab Dita
Banyu terdiam dan hanya bisa tersenyum, Ia semakin kagum dengan kemandirian seorang Dita. Selesai berbelanja, Banyu mengantar Dita pulang kerumahnya kembali, kemudian Ia berpamitan pulang dengan Ibu Dita.
“Nak Banyu anaknya baik ya Dit?” Tanya Ibu Dita
“Biasa saja Bu, teman Dita semuanya baik-baik Bu” Jawab Dita
“Tapi Nak Banyu beda loh Dit”
“Beda apanya sih Bu?”
“Iya Dia ngapain coba mau nganterin kamu ke pasar? Trus ngapain juga Dia ada ke sini?”
“Ibu lebay ah, Banyu kesini Cuma mau cari inspirasi buat film pendeknya Bu..” sahut Dita
“Huu.. dasar anak kecil. Ibu lebih paham tentang yang seperti ini dibanding kamu” Tegas Ibu
“Oke deh Bu .. tapi selama ini belum ada hubungan apa – apa Bu, lagian Ibu tau kan Dita masih memikirkan tentang Hada. Bukannya Dita masih perhatian atau gimana ya Bu. Dita agak sedikit khawatir aja jika harus memulai rasa yang seperti itu lagi” Jelas Dita
“Tapi ingat ya Dit, ga semua laki – laki itu sama, jangan suudhan dulu” Ujar Ibu
“Iya Bu.. “ Jawab Dita sambil berjalan membawa belanjaannya ke dapur.
Dita membuka jendela dan merenungkan perkataan Ibundanya tadi, sambil memandangi pemandangan belakang rumahnya. Dita teringat Hada cinta pertamanya semasa SMP dulu, Hada pernah berjanji intuk terus menjaga dan bersama Dita. Namun, beberapa bulan setelah mereka lulus dari SMP Hada pergi entah kemana hanya pernah terakhir kali Hada mengirin SMS terakhir lalu
“Untuk Dita pelitaku, aku harus pergi bukan untuk meninggalkan mu namun hanya sekejap terlepas darimu, Jika kau yakin akan ku maka inilah jalan yang terbaik untuk kita. Tunggu aku..”
Dita telah membalas puluhan kali, dan meneleponnya berulang kali, namun nomor HP Hada tetap saja tidak aktif. Ia kesepian, hatinya hampa, Dita sangat mengkhawatirkan Hada.  Kemana ia pergi? Kenapa Ia pergi? Apa yang sedang Ia lakukan? Kapan Ia kembali? . Pertanyaan itu berulangkali timbul dalam benaknya.
“Fiiiuuuuh… “ Dita menghela napas yang panjang. Sampai akhirnya Adzan maghrib terdengar dan Ia pun menutup jendela kamarnya.
***
            Awal semester baru sudah di mulai Bulan januari yang masih di selimuti hawa yang sejuk, Dita dan kawan -  kawan mengawali semester baru ini dengan semangat yang baru pula. Kala itu kelas 11 IPA 5 sedang berlangsung pelajaran “Seni Budaya” yang membahas mengenai alat music. Handi yang kemarin merupakan jawara kelas ini  pun di minta untuk memainkan sebuah alat music yang ada di Ruang Kesenian. Handi memainkan sebuah alat music Khas sunda yaitu Suling Sunda yang hanya memiliki 6 lubang diatasnya. Hmm Nice ! Handi memang serba bisa, ia memainkan Lagu Bubuy bulan yang dia akhiri dengan tepuk tangan teman”nya serta pujian dari Guru Kesenian yaitu Pa Purwa. Pa Purwa memiliki tubuh yang tinggi, umurnya sekitar 29 tahun dan belum menikah, ia merupakan salah satu guru idola di sekolah. Utamanya idola anak – anak perempuan yang mengagumi wajah manisnya itu.
            Selanjutnya Pa Purwa menayakan siapa jawara ke – 2 setelah Handi, dan anak- anak menjawab “Dita Pak !”. Spontan Dita deg-degan setengah mati, karena Ia tak bisa memainkan alat music apapun, yang Ia bisa hanya Pianika dan Suling Recorder yang tidak tersedia di Ruang Kesenian.
“Dita ayo maju “ Perintah Pa Purwa
“ Hm tapi Pak, saya tidak bisa memainkan alat music apapun” Jawab Dita
“Ya sudah maju saja dulu jangan malu” Bujuk Pa Purwa
“Tidak ada alat music yang bisa kamu  mainkan, tapi kamu bisa menikmatinya kan? Setiap manusia Pasti perlu hiburan dalam hari- harinya, termasuk kamu Dita. Oke sekarang siapa yang ingin menemani Dita ke depan? Yang pasti yang harus bisa memainkan Gitar Ini” Seru Pa Purwa sembari menyodorkan Gitarnya.
“Saya Pak !” Tiba – tiba Banyu mengacungkan telunjuk tangan kanannya
“Banyu! Oke Oke.. silahkan maju kedepan” sambut Pa Purwa sambil tepuk tangan dan juga diiringi teriakan dari teman – teman sekelasnya. “Cieee….. Banyu!! Cuit cuit ..!”
Namun Banyu malah tersenyum dan percaya diri maju kedepan kelas untuk menemani Dita yang sendirian. Dita pun akhirnya menjadi tambah deg-degan karna Banyu.
“Sippp… Bapak sangat suka sekali dengan orang yang memiliki kepercayaan diri yang kuat. Nah, sekarang siapa yang Juara – 3?” Tanya Pak Purwa Kembali.
“Saya Pak..!”Sahut Okta
“Kamu mau Request lagu apa untuk dua orang temanmu di depan ini?”
“Hah..? ” Dita kaget mendengarkan apa yang di utarakan Pak Purwa, “Jadi aku harus nyanyi sama Banyu gitu? Matilah akuuu” Jerit Dita dalam hati
“hahahahaha.., sorry ni yee Dit. Tapi gue lagi galau  berat ni, gue pengen lu nynyiin lagunya SHE-Apalah Art cinta!” ledek Okta Kepada temannya itu
“Oke Gue tau lagu itu! Ayo kita mulai Dit” Jawab Bayu dengan semangat
“Banyuuu!!! Dodol amat sih ni orang…”Kata Dita dalam Hati
Untuk sesaat Dita hanya Diam, dan Banyu terus melihat Dita yang tegang sambil memegang gitar menunggu Dita membuka mulutnya. Sementara teman – temannya yang lain beteriak “Ayooo dong.. Dit.. hhahaha ayo ayo ayo..”
Diawali berdoa dalam hati Dita pun  memulai…
“Apalah arti cinta bila aku tak bisa memilikimu
Apalah arti cinta bila pada akhirnya takkan menyatu
Sesulit inikah jalan takdirku yang tak inginkan kita bahagia

Bila aku tak berujung denganmu
Biarkan kisah ini ku kenang selamanya
Tuhan tolong buang rasa cintaku
Jika tak Kau ijinkan aku bersamanya…..” By:SHE

 Senandung Dita diiringi dengan alunan gitar dari Banyu..
“Luaarrr… biasaaaa.. !” Pak Purwa memberikan standing applause untuk mereka berdua dan teman – temannya pun bersorak. Dita dan Banyu tersenyum lega mendengarkan respon dari Pa guru dan teman – temannya itu. Dan jam pelajaran Seni budaya pun berakhir.
***
          

         


~To Be Continued~ 
By :Tiara Ekawati Po Wijaya
Follow @TiaraEpow