Mengenai Saya

Minggu, 26 Oktober 2014

"Tunjuk Satu Bintang" Part III



Keesokan harinya, terlihat begitu ramai di Lapangan utama sekolah. Ada Sparing Basket, antara sekolah Dita melawan sekolah Tunas Bangsa. Namun seperti biasanya Dita tidak begitu tertarik dengan olahraga dan lebih memilih untuk diam dikelas sambil membaca novel yang Ia pinjam dari Rizki. Sambil senyum-senyum sendiri karena terhanyut dalam suasana novel yang  memang kocak, sebuah parody dari Box Office ternama “Twilight saga”. Selang beberapa lama Banyu masuk ke kelas dan menyapanya.
“Hey, Dit Lo ga ikut nonton?” Sapa Banyu
“Ga ah enakan disini tenang, tapi kayaknya harus cepet pindah juga ni bentar lagi, karna kamu dateng pasti udah ga aman lagi hhha .. “ Sindir Dita
“Ih gue ga segitunya kali Neng, Eh Dit gue mau curhat dong..”Ujar Banyu
“Curhat? Sejak kapan kamu jadi tukang galau gini?” Tanya Dita heran
“Sejak gue ngerasain yang namanya Cinta. Oke gue harap lo mau denger cerita gue, gue ga perlu jalan keluar dari Lo tapi  dengan cerita aja semoga bisa kurang ni rasa ga enak dihati gue” Ujar Banyu
“ Yaelah tenang aja kali Bay, Kenapa? Sella ya?” Tanya Dita
“ Iya.. Gue coba buat suka sama dia, lama-lama rasa itu muncul juga Dit gue suka sama Sella. Saat rasa itu kian mengembang malah dia Khianatin gue Dit. Dibelakang gue dia deket sama anak Tunas Bangsa” Terang Banyu
“Tunas Bangsa? Itu kan lagi tanding Basket Bay sama sekolah kita, orangnya kamu tau? Ada ga disini?” Tanya Dita lagi
“Ada makanya gue bĂȘte banget buat liat pertandingan dilapangan sana. Hm Sella udah mulai terang-terangan tadi dia samperin tuh anak disamping lapangan dihadapan muka gue Dit. Lo bisa banyangin kan sakitnya kayak apa? sakitnya tuh disini!” Keluh Banyu seraya menunjuk dadanya.
“Hm kagak! Aku ga tau rasanya gmana? Hhahaha aneh ya liat kamu kayak gini Bay?” Ujar Dita
“Sini deh Dit, gue kasih tau orangnya..” Ucap Banyu sambil menarik tangan Dita untuk keluar kelas menuju lapangan
            Seketika hati Dita yang sedari tadi Ia berusaha kendalikan ketika berdekatan dengan Banyu pun tak bisa Ia bendung lagi. Detak Jantung Dita kian berdetak kencang, selama 3 menit tangan Banyu memegang tangannya,  Ia merasa seperti waktu berjalan dengan sangat lambat, seperti banyak kupu-kupu yang berterbangan disekelilingnya. Bunga-bunga yang turun dari langit pun menghiasi perasaannya.  Dan ketika sampai di lapangan utama Sahabat-sahabat Dita melihat Dita bersama Banyu. Tia yang pertama menyadarinya langsung teriak..
“aaaaa.. Guys Dita lagi sama Banyu liat..!” Jerit Tia
“Waduhh gileee pegangan tangan segala lagi” sambung Ridwan
Rizki yang ketika itu sedang ikut dalam Tim Basket pun terganggu konsentrasinya, Ia menoleh ke arah Dita dan Banyu dan tak disangka Denny selaku kapten Basket hendak mengoper bola ke Rizki namun sayangnya Rizki tak melihat. Bola itu cukup keras terkena kepalanya dan Ia pun seketika pusing dan meminta pergantian pemain untuk beristirahat.
Disisi lain Banyu menunjuk satu orang yang sedang ada dipinggir lapangan, seorang cowok yang putih, tinggi, cool sedang menuggu di bangku pemain tapi “Oh my God!” Sella bersamanya. Ia menemani cowok itu dipinggir lapangan.
“Lo liat kan Dit?” Tanya Banyu
“Sella udah minta putus dari seminggu yang lalu tapi gue selalu nolak, karena dia ga mau bilang alasannya apa. Sekarang tanpa dia bilang pun gue udah tau” sambung Banyu.
“ Haduh iya sabar ya Bay. Eh tunggu Bay si Rizki kenapa tuh? Aku harus kesana bentar ya Bay” Ujar Dita sambil meninggalkan Banyu sendirian.
Dita menghampiri Rizki yang sudah di temani teman-temannya yang lain terlebih dahulu. Melihat Dita datang Rizki berkata
“Ta.. lo kan anak PMR bantuin gue dong.. sakit banget ni” Keluh Rizki
“Iya kita ke ruang UKS aja yu?” Ajak Dita
Dengan ditemani 5 sahabatnya yang lain Dita dan Rizki menuju UKS. Dita menyuruh Rizki untuk beristirahat sejenak di tempat tidur UKS, Ridwan dan Tia pergi kedapur mengambil Teh hangat untuk Rizki.
“Lo gapapa kan ki?” Tanya Nisa
“Keliyengan pala gue Nis” Jawab Rizki
“Keliyengan? Hha What is the meaning of Keliyengan?” ledek Okta
“Ini tuh bahasa Internasional tau! You know what I mean kan? You know me so well laaah?” Jawab Rizki dengan konyol membuat sahabat-sahabatnya itu tertawa geli. 5 menit sebelum masuk jam pelajaran terakhir Handi datang bersama Banyu dan  Denny ke UKS untuk melihat keadaan Rizki.
“Duh bro, sorry banget ya  gue ga niat buat bikin lo kayak gini.” Ujar Denny
“Tenang mas bro bukan salah lo, gue aja yang kehilangan konsentrasi. Tadi gue liat Nikita Willy lewat eh pas gue tengok lagi ga taunya Bu Murti! Hhahahaha.” Jawaban Rizki selau membuat teman-temannya yang khawatir menjadi sedikit tenang karena sifat dia yang humoris.
“Ohya bentar lagi masuk kelas, sebagai ketua kelas yang baik saya mengingatkan kalian untuk segera masuk kelas. Tapi kalau Rizki masih sakit nanti saya izinin ke pa Supri.” Ujar Handi
“Emm Han boleh ga aku yang jagain Rizki di sini?” Tanya Dita
“Boleh ko kamu kan anak PMR juga ya udah gapapa tapi Cuma kamu aja ya?” Jawab Handi
“eh Tunggu, gue kan yang lempar bola ke Rizki. Sebagai rasa bersalah gue mau ko temenin dia di sini.” Ujar Rizki
“ya ellaaaah bilang aja lo mau bolos pelajaran pa Supri kan? Ayoo bos kita seret dia ke kelas” Ajak Banyu.
Akhirnya semuanya pergi keculai Dita yang ikut menemani Rizki.
“Heh! Udah kali Ta ga usah ngeliatin si banyu sampe segitunyaaa..” ujar Rizki
“Ehh eenng..eng engga ko.” Tepis Dita
“Lo masih suka ya sama Banyu ,Ta? Sampe kapan lo mau nyimpen perasaan lo ke dia? Kasihan gue ngeliat lo harus selaku pura-pura di depan dia” Ucap Rizki
“Engga ko, aku yakin perasaan ini suatu saat akan mendapatkan titik terang” Jawab Dita sambil tersenyum
“Titik terang kayak waktu si Banyu gandeng tangan Lo tadi?” Ledek Rizki
“Ihh apa-apaan sih,Ki? Kamu tau dari mana?” Tanya Dita
“Karena itu gue ada disini, Ta..” sahut Rizki
“Eh maksud kamu?” Dita Heran
“Gara-gara si Tia teriak tadi gue penasaran gue nengok kearah Lo, eh malah kena bogem.an bole basket. Huh sial”. Jelas Rizki
“Hahaha itu mah salah kamu sendiri atuh, ko nyalahin akuu?” Ujar Dita tertawa
“Gue suka sama Lo, Ta…” Sambung Rizki
“Wah kamu geger otak yah? Wah kepala kamu masih panas ni?” Ujar Dita sambil memegang kening Rizki.
Kemudian Rizki memegang tangan Dita yang berada dikeningnya dan berkata
“Gue sungguh-sungguh Ta… Gue sayang sama Lo. Gue ga peduli seberapa besar rasa suka Lo sama Banyu tapi gue sayang sama Lo Ta..”
Dita hanya bisa terdiam dalam hati Ia berpikir bagaimana bisa ia mencintai Rizki sebagai kekasihnya, Ia sudah sangat nyaman dengan persahabatan mereka Dita takut hubungan mereka nantinya malah akan terganggu. Apakah yang harus Ia lakukan sekarang? Mengetahui perasaan sahabatnya itu. Dita meminta waktu sejenak 2 atau 3 hari untuk berpikir. Kemudian bel pulang pun berbunyi setelah berpamitan Dita langsung meninggal kan Rizki sendirian. Tanpa pamit dengan teman-temannya yang lain Dita langsung pulang ke rumahnya.
***
            Setelah kejadian di UKS Rizki yang biasanya Ceria menjadi lebih diam. Tinggal 3 bulan lagi mereka Lulus dari SMA Dita menyadari kejanggalan dari Rizki. Namun teman-teman yang lain tidak menyadarinya karena masing-masing dari mereka sibuk mempersiapkan untuk Ujian Nasional yang akan datang beberapa bulan lagi. Hati Dita merasa sangat tidak tenang, hingga suatu malam Dita mengirim sms ke Rizki.
“Ki.. Maaf.in aku ya, aku sudah sangat nyaman dengan persahabatan yang selama ini terjalin. Aku, kamu, Ridwan, Nisa, Okta, dan Tia, aku ga mau persahabatan kita putus karena hanya karena ini. Dan masah Banyu aku ga tau Ki, mau sampai kapan rasa ini aku pendam tapi seperti yang aku bilang semua akan berakhir indah pada waktunya. Aku sayang kamu Rizki..”
            Kemudian Dita menarik napas panjang dan mengirim teks sms itu ke Rizki. Hal ini membuat Dita tak bisa tidur namun Dita mencoba untuk tenang dan membaca Buku Kimia untuk hanya sekedar mengulang materi yang pernah dipelajari.
***
Setelah Dita mengirin SMS pada malam itu, tampak Rizki tak penah lagi bersenda gurau dengan Dita, Tia, Nisa dan Okta. Ia lebih banyak menghabiskan waktu bersama teman Laki-laki dikelas, begitu pula Ridwan. Semua seperti awal, seperti Rizki dan Ridwan belum memasuki persahabatan mereka.
            Kini Bulan April sudah memasuki pekan Ujian Nasional. Dita dan kawan-kawan mulai  mengurangi waktu main dan hang-out bersama, mereka sepakat untuk sebulan ini focus persiapan Ujian Nasional yang akan diselenggarakan pada akhir bulan ini. Semua sangat berjalan dengan cepat sudah hampir 3 Tahun Dita bersama teman-teman IPA 5.
Bisa mempunyai teman seperti mereka sudah merupakan hal yang sangat berharga untuknya terlebih Ia mempunyai sahabat-sahabat yang baik. Banyak pengalaman yang Ia temui, termasuk diantaranya adalah terbang ke negeri Jiran bersama Handi dan Ibu Sri Wali Kelas kesayangannya.
Semua nya berjalan amat cepat. Ujian Nasional pada akhir April, Ujian Praktek pada Awal Mei, kemudian pekan tenang selama 2 minggu untuk kelas XII, setelah itu pengumuman hasil Ujian Nasional pada akhir bulan Mei. Sudah terlihat sejak sebelumnya Handi menempati Posisi pertama dan Dita diposisi kedua, satu sekolah bangga dengan mereka berdua yang juga merupakan siswa-siswi dengan nilai tertinggi tingkat Kabupaten.
Sepekan Kemudian ijazah sudah dicetak dan saatnya jadwal kelas XII IPA 5 untuk cap 3 Jari di ruangan Tata Usaha. Setelah itu Handi mengajak teman-teman sekelasnya untuk membicaran mengenai acara perpisahan Kelas. Dan mereka sepakat akan mengadakannya di Villa di daerah Puncak Bogor dan akan diselenggarakan 2 minggu kemudian. Untuk terselenggarakannya acara itu Handi membuat panitia kecil acara perpisahan kelas. Yang tentu saja diketuai oleh Handi.          
Hari yang di tunggu-tunggu pun tiba, mereka sangat antusias untuk berwisata ke Taman Bunga Cibodas sebelum akhirnya beristirahat di Villa yang sudah disewa sejak seminggu lalu. Di Taman bunga terlihat sekali keceriaan mereka, mulai dari berkeliling, foto-foto, bermain labirin, hingga bermain games yang sudah di siapkan panitia. Canda tawa menghiasi Liburan mereka kali ini. Terutamanya DIta ia kembali menemukan sosok seorang sahabat dari Rizki, ia kembali seperti dulu seolah tidak pernah ada yang terjadi antara mereka. Namun Dita enggan menanyakan hal apa yang membuat Rizki sepertini ini  lagi, karena kini saatnya mereka bersenang-senang.
Selesai makan siang adalah acara bebas. Dita mengajak Nisa untuk mencari Musollah terdekat untuk menunaikan ibadah solat zuhur, setelah berkeliling agak jauh akhirnya mereka berdua menemukan musollah kecil yang mempunyai air yang sangat dingin dan sejuk. Disana mereka bertemu juga dengan Okta Rizki dan kawan – kawan lainnya. Selesai solat ketika Dita hendak menggunakan sepatu ia melihat Banyu dan Handi keluar juga dari Musollah. Sambil menunggu teman yang lainnya Dita melihat Camera Nisa yang dititipkan kepadanya, banyak sekali foto-foto mereka dalam berbagai pose.
Namun jam bebas hampir habis mereka harus segera ke tempat utama untuk berkumpul dan melanjutkan ke acara. Dita, Nisa, Okta, Tia, Rizki, Ridwan berjalan bersama sambil bercanda. Kemudian Handi dan Banyu menghampiri mereka sambil ngobrol sepanjang jalan mereka tertawa bahagia sekali seolah tak ada beban yang sedang mereka pikirkan. Terlihat Dita dan Banyu berjalan berdampingan, kemudian Banyu memperlihatkan foto yang ada di Cameranya karena menurutnya ada yang unik. Namun Camera Banyu masih di gantungkan di lehernya sehingga membuat Dita harus semakin dekat berjalan berdampingan sambil melihat Camera milik Banyu.
Melihat hal itu Rizki berinisiatif menggoda mereka, Ia Memotret kebersamaan Banyu dan Dita. Spontan Dita yang mengetahui hal itu langsung memerah mukanya dan hendak mengejar Rizki untuk menghentikan ulah isengnya. Tapi Dita lupa ia memegang Camera Banyu sambil berlari, spontan Banyu juga ikut berlari seperti kambing yang di tarik lehernya. Dan hal itu membuat kawan-kawan mereka yang lainnya tertawa terpingkal-pingkal melihat aksi kejar-kejaran mereka.
Senja hari mereka menuju villa untuk tempat peristirahatan, memiliki 5 kamar, 3 kamar mandi, tuang tamu, ruang keluarga, dapur dan halaman belakang yang luas, disertai gazebo 2 kolam renang dan ruang karaoke. Ketika itu cuaca sangat cerah hingga malam hari terlihat jelas banyak bintang, mereka amat menikmati malam itu yang tanpa mereka sadari adalah malam terakhir yang bisa mereka lewati bersama sama dalam suasana yang suka cita.
“Ta, bisa keluar sebentar ga?” ajak nisa
“ada apa nis?” Tanya Dita sembari mengikuti sahabatnya menuju taman belakang villa
“ini malam terakhir kita bisa sama sama kayak gini yah? Gua bakal kangen banget sama loe dan yang lain, kita sahabatan udah tiga tahun Ta ada sesuatu yang pengen gua akuin” ujar nisa
“Oh no! Are you Cat Woman?” Goda Dita
“Ah elah becanda aja loe, gua serius. Gua sayang sama Handi Taaaa”
“What? Ahh itu lebih gila, selama ini selalu aja seorang Nisa itu komen apa yang dilakuin Handi, begini lah begitu lahh.. OMG aku terlalu bodoh sebagai temen, dalam membaca situasi ya? Nis maaf banget kenapa aku ga sadar dari dulu??” sesal Dita
“hahaha gapapa Ta, mungkin gue yang terlalu rapet nutupin ini sama loe, sama kalian semua. Handi orang yang luar biasa ya? Sekarang apa yang harus gue lakuin buat bisa manfaatin detik detik terakhir yang mungkin terakhir juga gue liat dia?” Tanya Nisa
“Duh bingung juga nis..” Ujar Dita 

Sementara itu dari gazebo di taman belakang Rizki diam-diam memperhatikan mereka.
“Entah harus gimana lagi agar kamu ngerti, rasa cintaku cuma buat kamu Ta, padahal kamu ada didekat ku, bisa ku liat senyummu tapi setiap kali menatap dirimu, ku sadar akan sesuatu kalau bayangan diri ini ga pernah ada di kedua mata mu..” Gumam rizki dalam hati sambil melihat Dita dan Nisa dari kejauhan.
Pada waktu yang bersamaan Banyu sedang duduk sendiri di halaman depan taman bermain  villa, di atas ayunan yang berbangku panjang ia berdendang seraya jemarinya memetik senar gitar di pangkuannya dan bergumam dalam hati
“Dita kenapa dia agak aneh ya akhir-akhir  ini? Sms jarang dibales, FB Twitter dan sosmed lainnya juga jarang nge.post kenapa ya tu anak, kangen juga gue. Padahal sekarang itu kan acara perpisahan masa iya kita harus jauh-jauhan apalagi kan gue juga ga tau dia itu ngelanjutin sekolah dimana?? Duuh gue harus gmana yaaa”
Petikan di gitarnya makin keras dan tidak beraturan,
Tak berapa lama Sella datang menghampirinya dan duduk di hadapan Banyu
“Banyu aku minta maaf ya atas apa yang udah terjadi sama kamu dan hubungan kita”
“Iya Sel tenang aja gue udah lupain semuanya”.
“Makasih ya banyu kamu udah baik banget sama aku, berarti kita bisa kayak dulu lagi dong sebelum kejadian dilapangan itu?”
“Tentu saja bisa seperti dulu, tapi ya duluuuuuu banget waktu gue baru kenal lo dan ga ada rasa apa apa lagi sama lo, gue kan bilang udah lupain semuanya, semuanya disini itu ya semuanya tentang kita, gue udah mati rasa sama lo Sella”. Ujar banyu seraya berlalu meninggalkan Sella.
Banyu berjalan melewati kolam renang menuju tempat karaoke di samping garasi, Ia mencari Dita setidaknya Ia ingin tahu apa yang ada di hati Dita sekarang ini, apakah Dita juga memiliki perasaan yang sama seperti yang Banyu rasakan, walau Banyu sendiri tidak bisa mentafsirkan jeritan dalam hatinya.
Banyu melihat Dita sedang bersama Nisa, mereka berdua seperti sedang bersenda gurau bersama teman lainnya juga, melihat senyum Dita hati Banyu mendadak menaikkan pacu detaknya, kakinya menjadi lemas udara puncak yang dingin membuat Banyu semakin terpaku, kemudian Banyu tertegun dan duduk di pinggir kolam renang dan tidak melepaskan pandangannya dari pujaan hatinya itu.
Sementara itu dari kejauhan Dita tiba-tiba menengok ke arah Banyu mata mereka bertemu, ketika itu Dita melemparkan senyum manisnya ke arah Banyu kemudian melanjutkan obrolannya bersama teman-teman lainnya, hal itu membuat Banyu tersenyum sepanjang malam. Hingga keesokan harinya, mereka berkemas pulang.
Sore hari mereka sampai di sekolah tempat dimana mereka awalnya berkumpul untuk liburan, wajah wajah lelah sangat terlihat pada mereka namun tidak mengurangi kebahagiaan yang sedang mereka rasakan.
“Sendirian Nis?” sapa Banyu kepada Nisa yang sedang menunggu ayahnya di depan gerbang sekolah.
“Lo liatnya gmana? Mau nanyain Dita? Telat Bay dia udah pulang bareng Rizki” sahut Nisa
“Lagian bukannya semalem lo udah balikan sama Sella yah?” Lanjut Nisa
“Semalem? Engga. Lo tau dari mana nis?” Jawab Banyu terkejut
“emm semalem gue sempet mergokin lo lagi ngobrol sama Sella di Taman depan vila” Ujar Nisa
“Duh? Dita tau. . tamat deh guee ..” Tanya banyu
Nisa hanya mengangguk bingung tanpa mengeluarkan sepatah kata apapun, dengan segera Bayu pergi meninggalkan Nisa entah kemana. 

 * To Be Continued *
Created By : Tiara Epow



Kamis, 23 Oktober 2014

Rindu

Ma, bolehkah saya mengeluh?

sejak kepergianmu saya berusaha tegar ma, mencoba kuat agar adik" tidak merasakan kepedihan yang saya rasakan. Ma, semoga ALLAH SWT menjaga mama baik baik dikala jemari ini tak lagi mampu untuk menggapai menjagamu, sementara hanya hati dan lisan ini yang terus merapalkan doa untukmu. Ma, kehilangan dirimu adalah ujian terberat selama hidup saya, serasa seluruh jiwa ini hancur, remuk, yang tersisa hanya untaian kasih sayang yang mama berikan. Benang kasih itu ma yang membuat saya kuat sampai sekarang.

Bila saya mengeluh ke orang lain rasa iba mereka membuat saya terlihat lemah. Tapi kini biarlah jemari ini menari menyampaikan rindunya kepada seorang Ibu. Rindu akan kasih sayangmu, rindu akan ketulusanmu, Ma di Blog ini sekarang udah jarang orang yang buka, jadi aku berharap Tulisan ini aku buat untuk para pembaca agar jangan pernah menyia-nyiakan waktu dan kesempatan bersama bunda tercinta.

Mama kasihmu tidak akan dapat saya balas dengan sebanyak apapun harta yang saya miliki, namun saya berjanji ma, akan menjaga adik" saya seperti mama menjaga kami.
Tidur dan mimpi indah ya di sana Ma,, kelak kita pasti akan bersama di Surga-Nya.. Aamiin..

Salam rindu dari anak sulungmu..

Tiara Epow