Keesokan
harinya, terlihat begitu ramai di Lapangan utama sekolah. Ada Sparing Basket,
antara sekolah Dita melawan sekolah Tunas Bangsa. Namun seperti biasanya Dita
tidak begitu tertarik dengan olahraga dan lebih memilih untuk diam dikelas
sambil membaca novel yang Ia pinjam dari Rizki. Sambil senyum-senyum sendiri
karena terhanyut dalam suasana novel yang
memang kocak, sebuah parody dari Box Office ternama “Twilight saga”.
Selang beberapa lama Banyu masuk ke kelas dan menyapanya.
“Hey,
Dit Lo ga ikut nonton?” Sapa Banyu
“Ga
ah enakan disini tenang, tapi kayaknya harus cepet pindah juga ni bentar lagi,
karna kamu dateng pasti udah ga aman lagi hhha .. “ Sindir Dita
“Ih
gue ga segitunya kali Neng, Eh Dit gue mau curhat dong..”Ujar Banyu
“Curhat?
Sejak kapan kamu jadi tukang galau gini?” Tanya Dita heran
“Sejak
gue ngerasain yang namanya Cinta. Oke gue harap lo mau denger cerita gue, gue
ga perlu jalan keluar dari Lo tapi
dengan cerita aja semoga bisa kurang ni rasa ga enak dihati gue” Ujar
Banyu
“
Yaelah tenang aja kali Bay, Kenapa? Sella ya?” Tanya Dita
“
Iya.. Gue coba buat suka sama dia, lama-lama rasa itu muncul juga Dit gue suka
sama Sella. Saat rasa itu kian mengembang malah dia Khianatin gue Dit.
Dibelakang gue dia deket sama anak Tunas Bangsa” Terang Banyu
“Tunas
Bangsa? Itu kan lagi tanding Basket Bay sama sekolah kita, orangnya kamu tau?
Ada ga disini?” Tanya Dita lagi
“Ada
makanya gue bĂȘte banget buat liat pertandingan dilapangan sana. Hm Sella udah
mulai terang-terangan tadi dia samperin tuh anak disamping lapangan dihadapan
muka gue Dit. Lo bisa banyangin kan sakitnya kayak apa? sakitnya tuh disini!”
Keluh Banyu seraya menunjuk dadanya.
“Hm
kagak! Aku ga tau rasanya gmana? Hhahaha aneh ya liat kamu kayak gini Bay?”
Ujar Dita
“Sini
deh Dit, gue kasih tau orangnya..” Ucap Banyu sambil menarik tangan Dita untuk
keluar kelas menuju lapangan
Seketika hati Dita yang sedari tadi
Ia berusaha kendalikan ketika berdekatan dengan Banyu pun tak bisa Ia bendung
lagi. Detak Jantung Dita kian berdetak kencang, selama 3 menit tangan Banyu
memegang tangannya, Ia merasa seperti
waktu berjalan dengan sangat lambat, seperti banyak kupu-kupu yang berterbangan
disekelilingnya. Bunga-bunga yang turun dari langit pun menghiasi perasaannya. Dan ketika sampai di lapangan utama
Sahabat-sahabat Dita melihat Dita bersama Banyu. Tia yang pertama menyadarinya
langsung teriak..
“aaaaa..
Guys Dita lagi sama Banyu liat..!” Jerit Tia
“Waduhh
gileee pegangan tangan segala lagi” sambung Ridwan
Rizki
yang ketika itu sedang ikut dalam Tim Basket pun terganggu konsentrasinya, Ia
menoleh ke arah Dita dan Banyu dan tak disangka Denny selaku kapten Basket
hendak mengoper bola ke Rizki namun sayangnya Rizki tak melihat. Bola itu cukup
keras terkena kepalanya dan Ia pun seketika pusing dan meminta pergantian
pemain untuk beristirahat.
Disisi
lain Banyu menunjuk satu orang yang sedang ada dipinggir lapangan, seorang
cowok yang putih, tinggi, cool sedang menuggu di bangku pemain tapi “Oh my
God!” Sella bersamanya. Ia menemani cowok itu dipinggir lapangan.
“Lo
liat kan Dit?” Tanya Banyu
“Sella
udah minta putus dari seminggu yang lalu tapi gue selalu nolak, karena dia ga
mau bilang alasannya apa. Sekarang tanpa dia bilang pun gue udah tau” sambung
Banyu.
“
Haduh iya sabar ya Bay. Eh tunggu Bay si Rizki kenapa tuh? Aku harus kesana
bentar ya Bay” Ujar Dita sambil meninggalkan Banyu sendirian.
Dita
menghampiri Rizki yang sudah di temani teman-temannya yang lain terlebih
dahulu. Melihat Dita datang Rizki berkata
“Ta..
lo kan anak PMR bantuin gue dong.. sakit banget ni” Keluh Rizki
“Iya
kita ke ruang UKS aja yu?” Ajak Dita
Dengan
ditemani 5 sahabatnya yang lain Dita dan Rizki menuju UKS. Dita menyuruh Rizki
untuk beristirahat sejenak di tempat tidur UKS, Ridwan dan Tia pergi kedapur
mengambil Teh hangat untuk Rizki.
“Lo
gapapa kan ki?” Tanya Nisa
“Keliyengan
pala gue Nis” Jawab Rizki
“Keliyengan?
Hha What is the meaning of Keliyengan?” ledek Okta
“Ini
tuh bahasa Internasional tau! You know what I mean kan? You know me so well
laaah?” Jawab Rizki dengan konyol membuat sahabat-sahabatnya itu tertawa geli.
5 menit sebelum masuk jam pelajaran terakhir Handi datang bersama Banyu
dan Denny ke UKS untuk melihat keadaan
Rizki.
“Duh
bro, sorry banget ya gue ga niat buat
bikin lo kayak gini.” Ujar Denny
“Tenang
mas bro bukan salah lo, gue aja yang kehilangan konsentrasi. Tadi gue liat
Nikita Willy lewat eh pas gue tengok lagi ga taunya Bu Murti! Hhahahaha.”
Jawaban Rizki selau membuat teman-temannya yang khawatir menjadi sedikit tenang
karena sifat dia yang humoris.
“Ohya
bentar lagi masuk kelas, sebagai ketua kelas yang baik saya mengingatkan kalian
untuk segera masuk kelas. Tapi kalau Rizki masih sakit nanti saya izinin ke pa
Supri.” Ujar Handi
“Emm
Han boleh ga aku yang jagain Rizki di sini?” Tanya Dita
“Boleh
ko kamu kan anak PMR juga ya udah gapapa tapi Cuma kamu aja ya?” Jawab Handi
“eh
Tunggu, gue kan yang lempar bola ke Rizki. Sebagai rasa bersalah gue mau ko
temenin dia di sini.” Ujar Rizki
“ya
ellaaaah bilang aja lo mau bolos pelajaran pa Supri kan? Ayoo bos kita seret
dia ke kelas” Ajak Banyu.
Akhirnya
semuanya pergi keculai Dita yang ikut menemani Rizki.
“Heh!
Udah kali Ta ga usah ngeliatin si banyu sampe segitunyaaa..” ujar Rizki
“Ehh
eenng..eng engga ko.” Tepis Dita
“Lo
masih suka ya sama Banyu ,Ta? Sampe kapan lo mau nyimpen perasaan lo ke dia?
Kasihan gue ngeliat lo harus selaku pura-pura di depan dia” Ucap Rizki
“Engga
ko, aku yakin perasaan ini suatu saat akan mendapatkan titik terang” Jawab Dita
sambil tersenyum
“Titik
terang kayak waktu si Banyu gandeng tangan Lo tadi?” Ledek Rizki
“Ihh
apa-apaan sih,Ki? Kamu tau dari mana?” Tanya Dita
“Karena
itu gue ada disini, Ta..” sahut Rizki
“Eh
maksud kamu?” Dita Heran
“Gara-gara
si Tia teriak tadi gue penasaran gue nengok kearah Lo, eh malah kena bogem.an
bole basket. Huh sial”. Jelas Rizki
“Hahaha
itu mah salah kamu sendiri atuh, ko nyalahin akuu?” Ujar Dita tertawa
“Gue
suka sama Lo, Ta…” Sambung Rizki
“Wah
kamu geger otak yah? Wah kepala kamu masih panas ni?” Ujar Dita sambil memegang
kening Rizki.
Kemudian
Rizki memegang tangan Dita yang berada dikeningnya dan berkata
“Gue
sungguh-sungguh Ta… Gue sayang sama Lo. Gue ga peduli seberapa besar rasa suka
Lo sama Banyu tapi gue sayang sama Lo Ta..”
Dita
hanya bisa terdiam dalam hati Ia berpikir bagaimana bisa ia mencintai Rizki
sebagai kekasihnya, Ia sudah sangat nyaman dengan persahabatan mereka Dita
takut hubungan mereka nantinya malah akan terganggu. Apakah yang harus Ia
lakukan sekarang? Mengetahui perasaan sahabatnya itu. Dita meminta waktu
sejenak 2 atau 3 hari untuk berpikir. Kemudian bel pulang pun berbunyi setelah
berpamitan Dita langsung meninggal kan Rizki sendirian. Tanpa pamit dengan
teman-temannya yang lain Dita langsung pulang ke rumahnya.
***
Setelah kejadian di UKS Rizki yang
biasanya Ceria menjadi lebih diam. Tinggal 3 bulan lagi mereka Lulus dari SMA
Dita menyadari kejanggalan dari Rizki. Namun teman-teman yang lain tidak
menyadarinya karena masing-masing dari mereka sibuk mempersiapkan untuk Ujian
Nasional yang akan datang beberapa bulan lagi. Hati Dita merasa sangat tidak
tenang, hingga suatu malam Dita mengirim sms ke Rizki.
“Ki..
Maaf.in aku ya, aku sudah sangat nyaman dengan persahabatan yang selama ini
terjalin. Aku, kamu, Ridwan, Nisa, Okta, dan Tia, aku ga mau persahabatan kita
putus karena hanya karena ini. Dan masah Banyu aku ga tau Ki, mau sampai kapan
rasa ini aku pendam tapi seperti yang aku bilang semua akan berakhir indah pada
waktunya. Aku sayang kamu Rizki..”
Kemudian Dita menarik napas panjang
dan mengirim teks sms itu ke Rizki. Hal ini membuat Dita tak bisa tidur namun
Dita mencoba untuk tenang dan membaca Buku Kimia untuk hanya sekedar mengulang
materi yang pernah dipelajari.
***
Setelah Dita mengirin SMS pada malam itu, tampak
Rizki tak penah lagi bersenda gurau dengan Dita, Tia, Nisa dan Okta. Ia lebih
banyak menghabiskan waktu bersama teman Laki-laki dikelas, begitu pula Ridwan.
Semua seperti awal, seperti Rizki dan Ridwan belum memasuki persahabatan
mereka.
Kini Bulan April sudah memasuki
pekan Ujian Nasional. Dita dan kawan-kawan mulai mengurangi waktu main dan hang-out bersama,
mereka sepakat untuk sebulan ini focus persiapan Ujian Nasional yang akan
diselenggarakan pada akhir bulan ini. Semua sangat berjalan dengan cepat sudah hampir
3 Tahun Dita bersama teman-teman IPA 5.
Bisa mempunyai teman seperti mereka sudah merupakan
hal yang sangat berharga untuknya terlebih Ia mempunyai sahabat-sahabat yang
baik. Banyak pengalaman yang Ia temui, termasuk diantaranya adalah terbang ke
negeri Jiran bersama Handi dan Ibu Sri Wali Kelas kesayangannya.
Semua nya berjalan amat cepat. Ujian Nasional pada
akhir April, Ujian Praktek pada Awal Mei, kemudian pekan tenang selama 2 minggu
untuk kelas XII, setelah itu pengumuman hasil Ujian Nasional pada akhir bulan
Mei. Sudah terlihat sejak sebelumnya Handi menempati Posisi pertama dan Dita
diposisi kedua, satu sekolah bangga dengan mereka berdua yang juga merupakan
siswa-siswi dengan nilai tertinggi tingkat Kabupaten.
Sepekan Kemudian ijazah sudah dicetak dan saatnya
jadwal kelas XII IPA 5 untuk cap 3 Jari di ruangan Tata Usaha. Setelah itu
Handi mengajak teman-teman sekelasnya untuk membicaran mengenai acara
perpisahan Kelas. Dan mereka sepakat akan mengadakannya di Villa di daerah
Puncak Bogor dan akan diselenggarakan 2 minggu kemudian. Untuk
terselenggarakannya acara itu Handi membuat panitia kecil acara perpisahan
kelas. Yang tentu saja diketuai oleh Handi.
Hari yang di tunggu-tunggu pun tiba, mereka sangat
antusias untuk berwisata ke Taman Bunga Cibodas sebelum akhirnya beristirahat
di Villa yang sudah disewa sejak seminggu lalu. Di Taman bunga terlihat sekali
keceriaan mereka, mulai dari berkeliling, foto-foto, bermain labirin, hingga
bermain games yang sudah di siapkan panitia. Canda tawa menghiasi Liburan
mereka kali ini. Terutamanya DIta ia kembali menemukan sosok seorang sahabat
dari Rizki, ia kembali seperti dulu seolah tidak pernah ada yang terjadi antara
mereka. Namun Dita enggan menanyakan hal apa yang membuat Rizki sepertini
ini lagi, karena kini saatnya mereka
bersenang-senang.
Selesai makan siang adalah acara bebas. Dita mengajak
Nisa untuk mencari Musollah terdekat untuk menunaikan ibadah solat zuhur,
setelah berkeliling agak jauh akhirnya mereka berdua menemukan musollah kecil
yang mempunyai air yang sangat dingin dan sejuk. Disana mereka bertemu juga
dengan Okta Rizki dan kawan – kawan lainnya. Selesai solat ketika Dita hendak
menggunakan sepatu ia melihat Banyu dan Handi keluar juga dari Musollah. Sambil
menunggu teman yang lainnya Dita melihat Camera Nisa yang dititipkan kepadanya,
banyak sekali foto-foto mereka dalam berbagai pose.
Namun jam bebas hampir habis mereka harus segera ke
tempat utama untuk berkumpul dan melanjutkan ke acara. Dita, Nisa, Okta, Tia,
Rizki, Ridwan berjalan bersama sambil bercanda. Kemudian Handi dan Banyu
menghampiri mereka sambil ngobrol sepanjang jalan mereka tertawa bahagia sekali
seolah tak ada beban yang sedang mereka pikirkan. Terlihat Dita dan Banyu
berjalan berdampingan, kemudian Banyu memperlihatkan foto yang ada di Cameranya
karena menurutnya ada yang unik. Namun Camera Banyu masih di gantungkan di
lehernya sehingga membuat Dita harus semakin dekat berjalan berdampingan sambil
melihat Camera milik Banyu.
Melihat hal itu Rizki berinisiatif menggoda mereka,
Ia Memotret kebersamaan Banyu dan Dita. Spontan Dita yang mengetahui hal itu
langsung memerah mukanya dan hendak mengejar Rizki untuk menghentikan ulah
isengnya. Tapi Dita lupa ia memegang Camera Banyu sambil berlari, spontan Banyu
juga ikut berlari seperti kambing yang di tarik lehernya. Dan hal itu membuat
kawan-kawan mereka yang lainnya tertawa terpingkal-pingkal melihat aksi
kejar-kejaran mereka.
Senja hari mereka menuju villa untuk tempat
peristirahatan, memiliki 5 kamar, 3 kamar mandi, tuang tamu, ruang keluarga,
dapur dan halaman belakang yang luas, disertai gazebo 2 kolam renang dan ruang
karaoke. Ketika itu cuaca sangat cerah hingga malam hari terlihat jelas banyak
bintang, mereka amat menikmati malam itu yang tanpa mereka sadari adalah malam
terakhir yang bisa mereka lewati bersama sama dalam suasana yang suka cita.
“Ta, bisa keluar sebentar ga?” ajak nisa
“ada apa nis?” Tanya Dita sembari mengikuti
sahabatnya menuju taman belakang villa
“ini malam terakhir kita bisa sama sama kayak gini
yah? Gua bakal kangen banget sama loe dan yang lain, kita sahabatan udah tiga
tahun Ta ada sesuatu yang pengen gua akuin” ujar nisa
“Oh no! Are you Cat Woman?” Goda Dita
“Ah elah becanda aja loe, gua serius. Gua sayang
sama Handi Taaaa”
“What? Ahh itu lebih gila, selama ini selalu aja
seorang Nisa itu komen apa yang dilakuin Handi, begini lah begitu lahh.. OMG
aku terlalu bodoh sebagai temen, dalam membaca situasi ya? Nis maaf banget
kenapa aku ga sadar dari dulu??” sesal Dita
“hahaha gapapa Ta, mungkin gue yang terlalu rapet
nutupin ini sama loe, sama kalian semua. Handi orang yang luar biasa ya?
Sekarang apa yang harus gue lakuin buat bisa manfaatin detik detik terakhir
yang mungkin terakhir juga gue liat dia?” Tanya Nisa
“Duh bingung juga nis..” Ujar Dita
Sementara itu dari
gazebo di taman belakang Rizki diam-diam memperhatikan mereka.
“Entah
harus gimana lagi agar kamu ngerti, rasa cintaku cuma buat kamu Ta, padahal
kamu ada didekat ku, bisa ku liat senyummu tapi setiap kali menatap dirimu, ku
sadar akan sesuatu kalau bayangan diri ini ga pernah ada di kedua mata mu..”
Gumam rizki dalam hati sambil melihat Dita dan Nisa dari kejauhan.
Pada waktu yang bersamaan Banyu sedang duduk sendiri di halaman depan taman bermain villa, di atas ayunan
yang berbangku panjang ia berdendang seraya jemarinya memetik senar gitar di
pangkuannya dan bergumam dalam hati
“Dita kenapa dia agak aneh ya akhir-akhir ini? Sms jarang dibales, FB Twitter dan
sosmed lainnya juga jarang nge.post kenapa ya tu anak, kangen juga gue. Padahal
sekarang itu kan acara perpisahan masa iya kita harus jauh-jauhan apalagi kan
gue juga ga tau dia itu ngelanjutin sekolah dimana?? Duuh gue harus gmana yaaa”
Petikan di gitarnya makin keras dan tidak
beraturan,
Tak berapa lama Sella datang menghampirinya
dan duduk di hadapan Banyu
“Banyu aku minta maaf ya atas apa yang udah
terjadi sama kamu dan hubungan kita”
“Iya Sel tenang aja gue udah lupain semuanya”.
“Makasih ya banyu kamu udah baik banget sama
aku, berarti kita bisa kayak dulu lagi dong sebelum kejadian dilapangan itu?”
“Tentu saja bisa seperti dulu, tapi ya
duluuuuuu banget waktu gue baru kenal lo dan ga ada rasa apa apa lagi sama lo,
gue kan bilang udah lupain semuanya, semuanya disini itu ya semuanya tentang
kita, gue udah mati rasa sama lo Sella”. Ujar banyu seraya berlalu meninggalkan
Sella.
Banyu
berjalan melewati kolam renang menuju tempat karaoke di samping garasi, Ia
mencari Dita setidaknya Ia ingin tahu apa yang ada di hati Dita sekarang ini,
apakah Dita juga memiliki perasaan yang sama seperti yang Banyu rasakan, walau
Banyu sendiri tidak bisa mentafsirkan jeritan dalam hatinya.
Banyu
melihat Dita sedang bersama Nisa, mereka berdua seperti sedang bersenda gurau
bersama teman lainnya juga, melihat senyum Dita hati Banyu mendadak menaikkan
pacu detaknya, kakinya menjadi lemas udara puncak yang dingin membuat Banyu
semakin terpaku, kemudian Banyu tertegun dan duduk di pinggir kolam renang dan
tidak melepaskan pandangannya dari pujaan hatinya itu.
Sementara
itu dari kejauhan Dita tiba-tiba menengok ke arah Banyu mata mereka bertemu,
ketika itu Dita melemparkan senyum manisnya ke arah Banyu kemudian melanjutkan
obrolannya bersama teman-teman lainnya, hal itu membuat Banyu tersenyum
sepanjang malam. Hingga keesokan harinya, mereka berkemas pulang.
Sore hari mereka sampai di sekolah tempat
dimana mereka awalnya berkumpul untuk liburan, wajah wajah lelah sangat
terlihat pada mereka namun tidak mengurangi kebahagiaan yang sedang mereka
rasakan.
“Sendirian Nis?” sapa Banyu kepada Nisa yang
sedang menunggu ayahnya di depan gerbang sekolah.
“Lo liatnya gmana? Mau nanyain Dita? Telat Bay
dia udah pulang bareng Rizki” sahut Nisa
“Lagian bukannya semalem lo udah balikan sama
Sella yah?” Lanjut Nisa
“Semalem? Engga. Lo tau dari mana nis?” Jawab
Banyu terkejut
“emm semalem gue sempet mergokin lo lagi
ngobrol sama Sella di Taman depan vila” Ujar Nisa
“Duh? Dita tau. . tamat deh guee ..” Tanya banyu
Nisa hanya mengangguk bingung tanpa
mengeluarkan sepatah kata apapun, dengan segera Bayu pergi meninggalkan Nisa
entah kemana.
* To Be Continued *
Created By : Tiara Epow